Rabu, 28 September 2011

Penilaian Lomba Kelompok TAni PEnerima Adikarya PAngan th. 2011 di Kelompok Lumbung Berprestasi

Kamis, 4 Agustus 2011

Tim Juri dari Badan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat melakukan penilaian di Kelompok Lumbung Pangan berprestasi, untuk Kabupaten Sumbawa Barat diwakili oleh Kelompok Tani Buana Sari di Dusun Samarekat Desa Kokarlian Kecamatan Poto Tano.

Kelompok Tani Buana Sari ini terpilih karena dinilai telah mampu menciptakan dan memanfaatkan lumbung pangan untuk kesejahteraan anggota dan masyarakat, selain tentunya dari sisi kelengkapan administrasi dan kekompakan kelompoknya. Dan yang tak kalah penting kemampuan kelompok dalam mengelola permodalan sehingga saat ini kas kelompok telah mencapai angka 40 jutaan. permodalan kelompok diperoleh dari Iuran anggota setiap panen, tonase Rp. 2500/ton

Tim Juri pun menekankan bahwa Lumbung Pangan haruslah memiliki fungsi ekonomi disamping fungsi sosial. Dengan berfungsinya Lumbung Pangan dalam aspek ekonomi, maka diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat di sekitarnya. Dan yang paling menarik lumbung pangan kelompok ini diisi dengan beras jagung sesuai dengan potensi yang ada di Dusun Samarekat, Desa Kokarlian. 
Masyarakat di Dusun ini mengkonsumsi nasi jagung dengan perbandinga beras ; jagung adalah 1 : 2, tidak hanya jagung dusun ini juga menghasilkan singkong, kacang-kacangan, dan tomat.

Dusun Samarekat Desa Kokarlian ini terletak di kaki bukit, tampilan desa yang terlihat kering tandus, tanpa sumur / sumber air, tanpa listrik, jauh dari  akses jalan raya tapi wow!!! semua keterbatasan itu telah mengantarkan desa ini menjadi Desa yang patut diperhitungkan kemandiriannya (salut!!!)
Kelompok Tani Buana SAri ini memiliki 26 orang anggota, di ketuai oleh bapak I Wayan Martha, Sekretaris I Wayan Sukade dan Bendahara I Wayan Sasek ( Dusun Samarekat memang di huni oleh orang Bali :D)

Dokumentasi kegiatan

tim juri

tim juri

tim juri


pangan lokal unggulan Poktan Buana SAri : beras jagung,dan singkong

papan kelompok

masyarakat Dusun Samarekat

sekretariat POKTAN  (tim Juri mau pulang nie)

salah satu sudut di Dusun Samarekat

salah satu sudut di Dusun Samarekat

salah satu sudut di Dusun Samarekat

salah satu sudut di Dusun Samarekat



Selasa, 06 September 2011

LOmba Cipta MEnu dan PAngan LOkal Unggulan tingkat KAbupaten Sumbawa BArat


19 JUli 2011 
Setiap individu harus mengkonsumsi aneka ragam pangan secara seimbang baik berasal dari pangan sumber karbohidrat, protein (nabati maupun hewani) serta vitamin dan mineral karena tidak ada satupun bahan pangan yang mengandung  gizi lengkap, demi hidup sehat aktif, cerdas dan produktif.
Sosialisasi untuk memotivasi dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang konsumsi pangan yang beragam, bergizi, dan berimbang perlu terus menerus dilakukan melalui berbagai kegiatan atau gerakan dengan slogan “Panganku Beragam, Bergizi, dan Berimbang ( 3B)” yang telah digaungkan oleh Departemen Pertanian melalui Badan Ketahanan Pangan sejak tahun 2002.
Salah satu kegiatan rutin untuk mensosialisasikan dan meningkatkan minat masyarakat serta mengangkat kembali citra makanan khas daerah yang berbasis pada kearifan local adalah lomba “Cipta Menu Beragam Bergizi dan Seimbang”.  Lomba ini dimaksudkan agar setiap individu yang bertanggung jawab dalam menentukan dan menyediakan menu keluarga sehari-hari dapat menyajikan menu yang beragam bergizi seimbang dan aman.
Kali ini peserta lomba adalah KElompok Wanita Tani (KWT) perwakilan dari tiap KEcamatan di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Lomba Cipta Menu 3B yang dilaksanakn  pada tanggal 19 Juli 2011 ini hanya ditujukan pada penyusunan menu keluarga (menu pagi, siang, malam, dan 2 kali kudapan) yang terdiri dari ayah, ibu hamil dan satu anak balita. Tidak hanya lOmba Cipta Menu, BAdan KEtahanan Pangan KSB pada waktu bersamaan juga mengadakan lomba ‘Pameran PAngan LOkal Unggulan Tiap KEcamatan “
Untuk Kecamatan Brang Rea diwakili oleh KWT Melati Putih Desa Moteng untuk lomba “Cipta Menu 3B” sedangkan lomba pameran “Pangan LOkal Unggulan” diwakili oleh KWT Bangkat Monteh.
Hasilnya, KWT Bangkat Monteh berhasil meraih juara I untuk Lomba PAngan Lokal Unggulan dan KWT Melati Putih meraih juara Harapan I (yeah not bad for the beginner :’D )
Dokumentasi Kegiatan 

lomba cipta menu, dari kiri ke kanan : PPL - Ibu Camat- KWT-PPL

lomba cipta menu

lomba cipta menu

stand lomba pangan lokal unggulan

stand lomba pangan lokal unggulan

stand lomba pangan lokal unggulan

stand lomba pangan lokal unggulan

Rabu, 22 Juni 2011

Rabu, 1 Juni 2011
Kunjungan ke Kelompok Tani-Ternak “SAling Pendi“ Desa Beru - Brang Rea

Tim Penyuluh Balai Penyuluh Brang Rea yang terdiri dari Ahlul Afwan, Mastika, Yulia Wahidah dan Dian Dwi mengadakan kunjungan ke kelompok tani ternak "Saling PEndi ". Kelompok Tani- TErnak Saling PEndi ini di ketuai oleh Bapak Hamzah Baso dengan jumlah anggota 25 orang dengan komoditas yang di kelola adalah sapi bali. Lokasi kandang cukup strategis karena dekat dengan sumber air, areal persawahan, areal kolam, dan jalan usaha tani sehingga akses lancar dan sangat potensial untuk menerapkan pola tani ternak-perikanan yang terintegrasi.
dokumentasi selama kunjungan di Kelompok Tani-Ternak Saling Pendi

lokasi kandang yang teduh....bikin betah ;)

dari kiri ke kanan : yulia-hamzah baso-arief jayadi-mastika- dian

kandang kelompok SAling PEndi

kandang SAling PEndi


kiri ke kanan : Hamzah Baso - Ahlul Afwan


kiri ke kanan : Hamzah BAso - Mastika - Yulia Wahidah

Rabu, 1 Juni 2011
Kunjungan ke Kelompok Tani-Ternak “Lang Jamu  “ Desa Beru - Brang Rea

Kelompok Tani-Ternak Lang Jamu telah berdiri sejak tahun 2006 dengan ketua kelompok Insanul Kamil. Kelompok Tani_ternak ini akan naik kelas kelompok dari kelas Pemula ke Kelas Lanjut. Demi memenuhi persyaratan kenaikan kelas kelompok maka kelompok ini perlu membenahi kembali kelompoknya salah satunya pengadaan kandang kolektif. Tim Penyuluh Balai Penyuluh Brang Rea yang terdiri dari Ahlul Afwan, Mastika, Yulia Wahidah dan Dian Dwi turut mendampingi Kelompok ini dalam pembuatan kandang kolektif yang berlokasi di lahan salah satu anggotanya. Semua anggota kelompok gotong royong membersihkan lahan untuk lokasi kandang. Kondisi lahan yang sebagian besar masih tertutupi oleh semak-semak dan kondisi topografi yang agak miring sehingga membutuhkan kerja ekstra sebelum membangun kandang.
Dokumentasi Kegiatan
Tim penyuluh dan Tim Lang Jamu di lokasi kandang

"briefing sebelum memulai gotong royong"

"gotong royong dimulai....yeaaaahhh"

"tim penyuluh dan anggota kelompok yang paling senior"

"tak ada helm...topi pun jadi"

"tak ada topi helm pun jadi lah :p"

"istirahat dan makan :p"

"pak ketua kelompok lagi sibuk sms "
"topografi lahan yang agak miring"


"keep smile in every moment :))


"tim penyuluh action di bawah pohon bidara"

Minggu, 19 Juni 2011

" Say No to Pesticide "

Organic Farming......Back to Nature....Go Green.........Save Earth....
slogan-slogan yang gencar digaungkan oleh aktivis lingkungan di atas mungkin sudah akrab di telinga kita....keprihatinan dunia ketiga akan masa depan bumi...masa depan anak cucu kita....lalu kita sebagai Penyuluh tidak inginkah ikut andil menyelamatkan bumi ???? atau paling tidak dimulai dengan menyelamatkan diri kita sendiri dan orang-orang terdekat kita....caranya???    
Pertanian Organik "
Yup ... Pertanian Organik adalah suatu keniscayaan yang bukan mustahil walaupun akan membutuhkan proses yang tidak singkat dan kerja keras terutama dari insan pertanian...penyuluh salah satunya ^.^
Menuju Pertanian Organik bisa dimulai dari titik mana saja....misalnya imbauan untuk mulai mengurangi dosis penggunaan pupuk kimiawi sintetis (urea, NPK) dan menambah dosis pupuk organik (entah kapan pemerintah akan mengalihkan subsidi dari pupuk kimia ke pupuk organic)....atau bisa dimulai dari titik yang paling krusial yaitu tinggalkan pestisida kimiawi sintetik beralih ke pestisida hayati atau biopestida....mari kita gaungkan slogan
Say No to Pesticide”
Di tingkat lapangan, penyuluh akan menjadi orang pertama yang dicari ketika  tanaman petani  terserang hama atau penyakit... sehingga penyuluh secara  tidak langsung (terpaksa sih sebenarnya ) dituntut untuk mengenal dan menghafal produk-produk pestisida (padahal kalau dipikir ngapain ya??? Itu khan kerjaan PHP??? Racun kok dihafalin??? Parahnya lagi kita ga pernah dapat royalty kok dari produsen Pestisida buat promosiin produk mereka???? Dan yang paling konyolnya lagi masa iya kita meracuni makanan kita sendiri????Huuuuuffffttthhh.......)
dan kita pun terjebak dengan keadaan (karena ingin membantu petani red) , dan ikut kalang kabut mencari “racun” yang sebenarnya kita sadari bahwa “ racun” itu hanyalah alternative terakhir jika hama dan penyakit telah menyerang tanaman melewati ambang batas ekonomi.
Penciptaan   social culture yang telah tercipta sedemikian rupa oleh pemerintah dengan terobosan Revolusi Hijau-nya pada tahun 1980-an dengan subsidi biaya penggunaan pestisida dan pendewaan pestisida sebagai penyelamat produksi dan investasi petani, dan paling memprihatinkan sudah menjadi paradigma baru bagi para pengguna pestisida (petani, tentunya atas anjuran penyuluh atau PHP ) untuk keberhasilan usaha dalam pengendalian hama maupun penyakit mengingat tingkat efektifitas dan efisensinya cara kerjanya  yang menjadikan pestisida sebagai dewa penyelamat produksi pertanian. Disisi lain dalam penggunaannya dilapangan telah menimbulkan berbagai macam permasalahan meliputi resistensi dan resurgensi hama, matinya musuh alami, kesehatan petani dan konsumen.
Penggunaan pestisida oleh petani dapat tersebar di lingkungan sekitarnya; air permukaan, air tanah, tanah dan tanaman. Sifat mobil yang dimiliki akan berpengaruh terhadap kehidupan organisme non sasaran, kualitas air, kualitas tanah dan udara.
Di pihak lain penggunaan pestisida membawa bencana yang sangat hebat terhadap kesehatan petani dan konsumen akibat mengkonsumsi produk hortikultura yang mengandung residu pestisida. Menurut WHO setiap setengah juta kasus pestisida terhadap manusia, 5000 diakhiri dengan kematian. Dampak lain yang tidak kalah pentingnya adalah timbulkan pencemaran air, tanah dan udara yang dapat mengganggu sistem kehidupan organisme lainnya di biosfer ini.

Nah, sebagai kalangan yang dipercayai dan diandalkan petani (baca Penyuluh : red) masa iya kita tega menyesatkan  mereka dan diri kita sendiri tentang bahaya laten pestisida yang mengintai kita dan anak cucu kita kini dan nanti ???
Oleh karenanya marilah kita mulai mem-budayakan penggunaan pestisida hayati/ biopestisida yang sebenarnya bahan bakunya murah meriah ada disekitar kita walaupun harus sedikit repot dalam pembuatannya dan tidak langsung tokcer (terlihat hasilnya alias instan)....tetapi  mari kita mengingat dampak jangka panjang dari penggunaan biopestisida dibandingkan pestisida kimiawi sintetik atau lebih pantas disebut “ racun” karena tidak hanya mematikan hama, virus dan bakteri tetapi juga akan mematikan kita secara perlahan-lahan.
Jadi, kalau ada petani yang datang mengadukan serangan hama/penyakit pada pertanamannya...anjurkanlah pengendalian secara fisik / mekanik terlebih dahulu dan penyemprotan dengan biopestisida (ramah lingkungan)...dan jangan lupa memberi penjelasan tentang bahaya pestisida sambil berujar “makanan kok disemprot racun pak....  hehehe” ;P


(dari berbagai sumber)

Kamis, 26 Mei 2011

STATUS KELOMPOK TANI TERNAK

Secara umum status kelompok tani ternak dibedakan atas adanya kriteria sebagai berikut :
1.      Kelompok Tani Ternak Kelas Pemula. Anggota kelompok memahami pentingnya berkelompok untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Kelompok sudah memiliki struktur organisasi, pengurus, anggota, sekretariat, anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART), buku administrasi (buku notulen, buku anggota, buka simpan pinjam, buku pengurus, buku arsip kelompok, buku kas, dll).
2.      Kelompok Tani Ternak Kelas Lanjut. AD/ART telah dijalankan semestinya, pertemuan rutin dilakukan minimal sebulan sekali dan hasil pertemuan tercatat, kelompok mampu mengidentifikasi masalah dan menyusun perencanaan, kegiatan usaha produktif telah dimiliki oleh kelompok. Kelompok mempunyai akses pinjaman kredit karena modal yang dimiliki kelompok layak mendapatkan kredit.
3.      Kelompok Tani Ternak Kelas Madya. Status kelas kelompok tani madya yaitu kelompok telah mengembangkan jaringan kerja dengan lembaga lain (pasar, keuangan). Kelompok memiliki data dasar yang mendukung aspek pemasaran hasil pertanian/peternakan, dan mempunyai usaha penanganan pasca panen.
4.      Kelompok Tani Ternak kelas Mandiri. Kelembagaan kelompok telah kuat sehingga dapat melakukan evaluasi dan perencanaan, melakukan monitoring secara rutin. Kelembagaan kelompok telah berkembang, pendapatan anggota jelas meningkat dan memiliki akses terhadap permodalan.

Penentuan kelas kemampuan kelompok tani ternak didasarkan atas nilai/skor total kelompok dengan kriteria kelas kelompok tani ternak
 
·         pemula nilai < 400,
·         lanjut > 400 – 600,
·         madya > 600 – 800, dan
·         mandiri > 800